Senin, 28 Juni 2010

Peran Sulfat pada Umbi-Umbian


PERAN UNSUR SULFAT
PADA TANAMAN UMBI - UMBIAN

Tanaman umbi-umbian adalah suatu jenis tanaman yang mempunyai umbi yang terletak di dasar tanaman yang merupakan bentuk perubahan wujud dari akar maupun batang tanaman. Umbi disini berfungsi sebagai cadangan makanan bagi tanaman. Untuk mendapatkan umbi yang mampu menjalankan fungsinya dengan baik maka tanaman harus mempunyai kandungan nutrisi yang optimal. 
Menjaga dan mengontrol nutrisi tanaman merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pertanian. Perlu diperhatikan pengaruh penambahan dan pengurangan hara mineral pada tanaman. Dalam produksi tanaman, suplai hara optimal biasanya dilakukan melalui pemupukan. Aplikasi pemberian pupuk yang rasional membutuhkan informasi jumlah hara yang tersedia dalam tanah serta status nutrisi pada jaringan tanaman.  Kemampuan tanah menyediakan hara bagi tanaman merupakan salah satu tolak ukur dalam menetapkan jumlah pupuk yang harus diberikan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penggunaan  pupuk yang efisien pada dasarnya adalah  memberi pupuk baik unsur hara makro maupun hara mikro dalam jumlah, macam dan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara  dan saat pemberian yang tepat sesuai kebutuhan dan tingkat  pertumbuhan  tanaman.   Sehingga jumlah dan macam  pupuk  yang  diberikan dapat mencapai tingkat hasil dan pendapatan yang optimal. 
Berdasarkan jumlah yang di perlukan tanaman, Unsur hara di bagi menjadi dua golongan, yakni unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang besar, sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang relatif kecil. Ketersediaan unsur-unsur hara (mineral) makro dan mikro tersebut sangat penting karena setiap zat mempunyai kegunaan yang berbeda-beda. Hal itu pula yang mengakibatkan kebutuhan tanaman untuk setiap zat berbeda-beda jumlahnya. Salah satu unsur mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah unsur Belerang /sulfur (S).
Unsur sulfat ini diserap oleh tanaman dalam bentuk ion HSO4 dan SO4 . Ion SO4 dalam jumlah banyak air berbalik meracuni tanaman. Unsur S mempunyai dua esensialotas utama pada tanaman yaitu:
1.      Unsur S berperan sebagai senyawa penyusun dan pembentukan asam amino yang mengandung S yaitu sistein, sistin dan methionim. pertumbuhan dan perkembangan tanaman legum, lili ( bawang) dan cabe. Dari teoritis ini disarankan untuk ke-3 jenis tanaman tersebut diberikan pupuk Za. Bila pembentukan asam amino terhambat otomatis pem-bentukan protein terhambat menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang karena pembelahan sel terhambat sebagai akibat dari tidak adanya protein asam nukleat untuk pengisian inti sel.
2.      Unsur berperan sebagai penyusun Asetil CoA ( koenzin A), bila Asetil CoA tidak terbentuk, akan menghambat proses respirasi siklus kreb akibatnya ATP tidak ada yang terbentuk menyebabkan proses fotosintesis, pembelahan sel, pembungaan, absorbsi, transparasi, translokasi menjadi terhambat akibatnya pertumbuhan terhambat.
Seperti yang telah diketahui, bahwa unsur yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman adalah unsur makro seperti Nitrogen, Phosphor dan Kalium. Unsur tersebut diperlukan tanaman dalam jumlah banyak, sedangkan mineral lain seperti sulfur diperlukan dalam jumlah yang lebih sedikit. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit unsur sulfur ini mempunyai peran yang penting bagi tanaman (Markosprawira, 2009a).
Fungsi belerang bagi tanaman ialah:
  1. Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
  2. Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine
  3. Membantu pertumbuhan anakan produktif
  4. Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain
  5. Membantu pembentukan butir hijau daun
Sumber-sumber dari unsur sulfur ini dapat berupa sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis ataupun juga dari bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk Superfosfat. Jika ditinjau dari asal diperolehnya unsur sulfur ini berasal dari batuan vulkanik. Sulfur (belerang) sebagai unsur ditemukan relatif sedikit di banyak daerah volkanik tetapi juga sebagai bagian dari formasi batuan sedimenter pembawa gipsum (CaSO4.2H2O) dan anhidrit-(CaSO4). Di Indonesia sulfur terdapat di sekitar kawah gunung api, sebagai hasil sublimasi gas volkanik. Sumber sulfur lain adalah pirit dan markasit (dua-duanya FeS2) yang terdapat dalam banyak formasi sedimenter dengan kemurnian yang bervariasi, dan sebagai penyusun minor endapan batubara keras (Kusdarto, 2006).
Kebutuhan unsur sulfur yang tepat dapat membantu pertumbuhan tanaman, akan tetapi jika unsur sulfur yang dibutuhkan kurang atau mengalami defisiensi maka akan mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman tersebut. Defisiensi unsur sulfur mempunyai gejala yaitu klorosis terutama pada daun-daun muda, perubahan warna tidak berlangsung setempat-tempat, melainkan pada bagian daun selengkapnya, warna hijau makin pudar berubah menjadi hijau yang sangat muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya. Perubahan warna ini dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan " Tea Yellows" atau " Yellow Disease" (Markosprawira, 2009b)
Unsur silfur ini juga mempunyai peran penting pada tanaman jenis umbi-umbian yang pada dasarnya kebutuhan nutrisi tanaman ditampung di dalam umbi yang juga berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. 

a)      Unsur Sulfur pada Tanaman Bawang Merah
Tanaman bawang merah (Allium cepa L.) dalam taksonominya digolongkan ke dalam famili Liliaceae. Tanaman ini merupakan tanaman sayuran semusim yang berumbi lapis (bulb), berakar serabut dan berdaun bentuk silindris. Pangkal daun bersatu membentuk batang semu yang berubah bentuk dan fungsinya, membengkak membentuk seperti umbi, sehingga menghasilkan umbi bawang merah. Daun bawang merah hanya memiliki satu permukaan berbentuk bulat memanjang yang didalamnya terdapat rongga udara/ruangan seperti pipa dimana semakin jauh dari akar, semakin runcing.
Kuantitas bawang merah berkaitan erat dengan ukuran dan banyaknya umbi yang dihasilkan. Selain itu juga ditentukan oleh aroma yang tajam serta warna kulit umbinya. Warna umbi sangat erat kaitannya dengan kandungan air yang dimilikinya. Kandungan air dalam bawang merah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan Kalium. Sedangkan aroma yang khas berkaitan erat dengan kandungan Sulfur. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat diketahui bahwa sulfur sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan bawang merah.
Unsur Sulfur (S) diserap oleh tanaman bawang merah dalam bentuk ion HSO4- dan SO42-. Unsur belarang ini akan meracuni tanaman bawang jika diserap dalam jumlah yang terlalu besar. Namun disisi lain, sebagai unsur makro, kebutuhan akan unsur S ini juga cukup banyak. Dalam proses fisiologis ion SO42- dan HSO4- yang diserap oleh tanaman akan ditangkap dan diseduksikan oleh ATP membentuk APS (Adenosin Posfo Sulfat) yang tidak meracuni tanaman.
Bila asam amino S tidak terbentuk akan menyebabkan penimbunan asam amino sebagai akibat dari terhambatnya proses pembentukkan protein yang pada akhirnya akan menyebabkan terganggunya pembelahan dan pembesaran inti sel.
Fungsi utama S bagi tanaman bawang merah adalah :
1.      Membentuk asam amino yang mengandung unsur S seperti Sistin, Sistein dan Methionin. Asam amino inilah yang kemudain membentuk protein yang dibutuhkan untuk pembelahan dan pembesaran inti sel agar berlangsung normal sehingga pertumbuhan vegetatif menjadi sempurna.
2.      Membentuk senyawa reaktif dalam tubuh tanaman sehingga tanaman lebih tahan terhadapa serangan penyakit. (memberikan kekebalan bagi sel tanaman)
3.      Asam amino seperti sistin, sistein dan methionin mempengaruhi aroma yang khas dari bawang merah. Makin tinggi kandungan ketiga asam amino tersebut, maka semakin baik pula kualitas bawang merah yang dihasilkan
4.      Sangat berperan sebagai unsur penyusun AsetilCoA(koenzim A). Bila AsetilCoA tidak ada, maka proses pembentukkan ATP dalam proses respirasi akan terhambat akibatnya ion SO42- yang di-serap oleh tanaman menjadi racun (Menas, 2009).

b)     Unsur Sulfur pada Tanaman Kentang
Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropika dan subtropika, dapat tumbuh pada ketinggian 500 sampai 3000 m di atas permukaan laut, dan yang terbaik pada ketinggian 1300 m di atas permukaan laut. Tanaman kentang dapat tumbuh baik pada tanah yang subur, mempunyai drainase yang baik, tanah liat yang gembur, debu atau debu berpasir. Tanaman kentang toleran terhadap pH pada selang yang cukup luas, yaitu 4,5 sampai 8,0, tetapi untuk pertumbuhan yang baik dan ketersediaan unsur hara, pH yang baik adalah 5,0 sampai 6,5.
Dalam pembentukan umbinya tanaman kentang selain dipengaruhi oleh hormon tumbuh juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu kelembaban dan kesuburan tanah. Pupuk N merupakan unsur hara penting karena memacu perpanjangan sel dan pertumbuhan vegetatif dan mengundurkan saat inisiasi, meningkatkan hasil dan kandungan protein umbi, dan mempengaruhi indeks panen. Pemberian pupuk N ternyata tidak cukup baik untuk pertumbuhan umbi kentang, karena itu perlu ditambahkan unsur lain. Penggantian pupuk N dengan ZA (ammonium sulfat) dapat mengatasi permasalahan kekurangan unsur tersebut.
Menggunakan ZA lebih menguntungkan karena selain mengandung unsur N, juga mengandung unsur S, yaitu lebih kurang 24 %. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penggunaan pupuk ZA dapat menghasilkan umbi kentang yang tinggi dengan tingkat kerusakan umbi yang relatif rendah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemupukan ammonium sulfat dapat meningkatkan produksi kentang secara nyata pada lahan yang telah terinfeksipenyakit kudis kentang (Streptomyces scabies). Pemupukan ammonium sulfatsecara tunggal terpisah dari unsur P dan K memberikan KRP (koefisien resistenpatogen) sampai 45 %.



Adenium


ADENIUM

1.      Asal-Usul Adenium
Adenium merupakan tanaman dari keluarga Apocinaceae sp. yang bunganya menyerupai bunga kamboja (Plumeria sp.). Tanaman ini berasal dari Afrika Selatan, Somalia, dan Jazirah Arab seperti Yaman dan berbagai tempat di Timur Tengah.
Adenium mampu bertahan hidup dengan baik di padang pasir yang panas karena merupakan tanaman sukulen yang seluruh bagiannya, terutama bonggolnya dapat menyimpan air. Daun tanaman ini berbentuk oval sampai menyempit, meruncing, dan agak keras dengan urat-urat yang menonjol.Daun ini sering rontok terutama saat berbunga lebat. Bunganya berbentuk terompet, muncul di ujung-ujung tangkai. Hingga saat ini ada ratusan varietas adenium.
2.      Cara Perbanyakan Adenium
Perbanyakan Adenium dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara generatif yaitu dengan menggunakan biji dan vegetatif yaitu dengan stek, cangkok dan okulasi.
      a. Menanam dari biji
Secara alami adenium memperbanyak diri melalui bijinya. Buah adenium umumnya menyerupai sepasang tanduk. Setelah matang, buah akan merekah dan biji yang ada didalamnya yang terbungkus bulu-bulu halus akan beterbangan tertiup angin. Agar biji-biji tidak hilang tertiup angin, setelah umur sebulan dan belum matang, buah dililit menggunakan kawat atau tali plastik. Setelah buah matang, bijinya daiambil dan bulu-bulu halus yang menyeliputinya dibuang, kemudian disemaikan.
Sebelum disemaikan sebaiknya biji-biji adenium direndam beberapa menit dalam larutan perangsang akar. Biji adenium disemaikan di tempat penyemaian kemudian diisi media tanam berupa campuran sekam bakar, pasir malang, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Biji adenium akan mulai berkecambah mulai hari ketiga setelah penyemaian. Benih yang sudah berkecambah perlu dilakukan perawatan yang intensif dengan melakukan penyiraman dua hari sekali dengan menambahkan sedikit pupuk pada air siraman. Setelah adenium besar dapat dipindah dalam pot.
b. Menanam dari stek
          Adenium termasuk tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek. Sayangnya, resiko kegagalan cukup tinggi. Kegagalan dapat diperkecil jika menggunakan pisau potong yang tajam, bersih dan steril kemudian mencuci bekas potongan dengan menggunakan fungisida.
             Pembiakan adenium dengan stek dilakukan dengan memotong bagian batang dari tanaman induk, pemotongan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam dan steril. Setelah batang dipotong kemudian luka potongan dicuci dengan fungisida dan dikeringkan di tempat yang teduh selama 3-7 hari agar getahnya mengering. Setelah getah mengering, batang adenium dapat ditanam dengan media berupa campuran sekam bakar, pasir dan pupuk kandang dan biarkan ditempat yang teduh. Setelah akar tumbuh dan batang kuat, adenium dalam dikeluarkan agar terkena sinar matahari.
c. Menanam dari cangkok
             Ada dua jenis cangkok yang biasanya dilakukan pada tanaman adenium yaitu cangkok dengan melukai seluruh lingkar batang, seperti mencangkok tanaman biasa dan mencangkok dengan hanya melukai setengah baang tanaman. Cara memperbanyak adenium dengan teknik cangkokan ini tidak disukai karena memakan waktu lama dalam membentuk bonggol dan batangnya sulit dibentuk.
d. Menanam dari okulasi
             Okulasi adalah teknik perbanyakan secara vegetatif dengan cara menggabungkan antara batang atas dengan batang bawah pada tanaman yang berbeda. Dengan melakukan teknik okulasi ini dapat dihasilkan tanaman adenium deengan bunga yang berwarna-warni sehingga mempercantik penampilan adenium. Meskipun demikan, tidak sembarang adenium bisa dibuat tampil seperti itu dengan teknik okulasi. Beberapa syarat dalam melakukan okulasi adalah sebagai berikut :
1.      Adenium berjenis sama
2.      Diameter batang atas dengan batang bawah yang disambung harus sama
3.      Sebaiknya batang yang di okulasi merupakan jenis adenium yang mudah berbunga
4.      Jenis dan sifat yang bunganya sama
5.      Batang bawah yang akan digunakan harus kuat dan tahan terhadap hama penyakit
6.      Batang bawah harus berbonggol besar dan pertumbuhannya baik
7.      Batang atas harus dipilih yang memiliki persamaan karakter dengan batang bawah
          Proses penyambungan dimulai dengan menyiapkan batang bawah yang sesuai dengan kriteria kemudian memotong tepat di leher bonggol dengan luka potongan menyerupai huurf V. Kemudian potongan batang atas yang telah disiapkan dipotong pangkalnya berbentuk huruf V meruncing ke bawah, kemudian menyelipkan pangkal batang atas ke batang bawah dengan sedikit ditekan agar sambungannya rapat. Ikat dan balut sambungan menggunakan tali plastik bening. Letakkan tanaman yang sudah disambung di tempat yang teduh. Jika sambungan sudah baik, rapat dan kuat tali plastik dapat dibuka.
3.       Perawatan Tanaman Adenium
                   Perawatan yang dilakukan terhadap tanaman adenium meliputi :
a. Penyiraman
      Penyiraman adenium sebaiknya dilakukan secara teratur dua hari sekali, terutama saat matahari terik dan setelah terkena air hujan karena air hujan banyak mengandung zat asam yang bisa merusak tanaman. Penyiraman harus dilakukan hingga air menetes dari lubang dasar pot.
      Selain penyiraman secara dua hari sekali, penyiram dapat dilakukan dengan menggunakan metode kering-basah. Metode kering-basah dilakukan sebagai berikut :
1.      Sebulan sebelum dilakukan metode kering-basah tanaman harus dalam kondisi sehat. Tanaman yang kurang sehat terlebih dahulu disehatkan dengan pumupukan.
2.       Setelah itu tanaman disiram hingga media basah benar.
3.       Tanaman dibiarkan berpuasa tanpa disiram hingga media tanamnya kering benar hingga daunnya menguning dan rontok. Dalam hal ini umumnya tanaman tidak disiram selama 7-10 hari.
4.       Lakukan lagi penyiraman dan pengeringan dengan cara dan waktu yang sama.
5.       Lakukan penyiraman secara rutin.
6.       Seminggu setelah penyiraman dengan metode ini akan muncul tunas-tunas baru dan disusul dengan munculnya calon bunga.
b. Pencahayaan
      Adenium membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis minimum lima jam setiap hari. Biasanya, semakin lama terkena cahaya matahari, pertumbuhan serta pembentukan bunga dan buah adenium dewasa akan semakin baik. Namun, tidak demikian dengan adenium yang berumur kurang dari dua bulan. Adenium yang berumur kurang dari dua bulan tidak terlalu banyak membutuhkan cahaya matahari karena proses fotosintesisnya tidak memakan energi terlalu banyak, karenanya adenium muda sebaiknya diletakkan di tempat yang agak teduh.
c. Pemupukan
      Pupuk yang digunakan dalam pemupukan adenium bisa berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik yang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pemupukan sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum pukul 9.00 atau sore hari pukul 16.00-18.00. Pemupukan pada waktu ini bisa menghindari tanaman terbakar. Pemupukan biasanya dilakukan setelah penyiraman agar pupuk tidak terbawa air siraman dan bisa diserap dengan baikoleh akar tanaman. Namun, pemupukan yang paling efektif dilakukan bersamaan dengan penyiraman, yaitu pupuk dicampur dengan air siraman.
      Pada tanaman muda, pemupukan bersamaan penyiraman sebaiknya dilakukan dua hari sekali menggunakan larutan pupuk encer. Sedangkan untuk tanaman dewasa, sebelum dipupuk daunnya harus dibersihkan menggunakan lap basah agar pori-porinya terbuka.
d. Pemangkasan
      Pemangkasan merupakan salah satu cara memperbanyak cabang dan bunga. Pemangkasan dapat dilakukan kapan saja, terutama saat menginginkan bunga keluar secara serempak. Agar pemangkasan berhasil secara optimal, satu bulan sebelumya adenium diberi pupuk lengkap dengan kandungan P (fosfor) tinggi.
      Setelah dipangkas, adenium diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari agar luka bekas pangkasan cepat kering. Penyiraman langsung setelah pemangkasan tidak dianjurkan karena bisa mengenai luka bekas pangkasan yang bisa menyebabkan pembusukan. Penyiraman dapat dilakukan 2-3 hari setelah tanaman dipangkas.
4. Perlakuan untuk Mempercantik Penampilan Adenium
      a. Membentuk akar adenium semibonsai
          Keelokan adenium terletak pada bonggol dan akarnya yang menggembung. Tata cara pembentukan akar adenium semibonsai adalah sebagai berikut :
1.      Pilih adenium yang berakar besar, lebarl dan mencengkeram dengan umur lebih dari satu tahun.
2.      Tanaman dicabut dari medianya kemudian digantung selama seminggu agar akarnya lemas.
3.      Bentuk akar dengan dikepang atau dipilin, akar yang tidak menunjang keindahan sebaiknya dipotong. Agar tidak busuk, bekas potongan diolesi dengan fungisida.
4.      Agar akar tidak berubah, sebelu ditanam akar diganja; dengan styroform dengan bentuk sesuai keinginan.
5.      Tanam adenium dalam media di dalam pot.
      b. Membentuk bonggol semibonsai
          Tahapan membuat adenium semibonsai dengan bonggol menyerupai gurita adalah sebagai berikut :
1. Pilih adenium berumur 1-2 bulan dengan pertumbuhan baik dan mempunyai bonggol bagus.
2.   Potong sebagian bonggol dengan pisau yang bersih dan steril.
3.            Olesi bekas potongan dengan larutan antibakteri atau kapur sirih.
4.   Di dasar bonggol diberi tatakan berupa styroform agar setelah bonggol membesar perakarannya tidak menumpuk ditengah tapi menyebar di pinggir bonggol.
5.   Tanam adenium ke media tanam berupa campuran sekam bakar, pasir malang dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
6.   Jika sudah berdiri tegak dan perakarannya kuat, cabut adenium dari media tanam secara perlahan, buang akar yang tidak dibutuhkan kemudian tanam dengan media yang sama.
7.   Letakkan adenium di tempat teduh sampai perakaran kuat dan bonngol tumbuh membesar.
                Umumnya, proses pembuatan adenium semibonsai dari pemilihan tanaman sampai jadi memerlukan waktu sekitar enam bulan.
c. Membesarkan bonggol adenium
          Membesarkan bonggol adenium dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.      Mengurug bonggol
         Mempercepat pembesaran bonggol bisa dilakukan dengan cara mengurug menggunakan media tanam selama sekitar enam bulan. Tanaman yang akan diurug bonggolnya sebaiknya telah berumur enam bulan dan memiliki bakalan bonggolan yang baik.
2.      Memotong bonggol
         Teknik memotong bonggol ini pelaksanaannya hampir sama dengan teknik membentuk bonggol semi bonsai yaitu dengan momotong bonggol yang berdiameter terlebar dengan pisau yang steril. Luka bekas potongan direndam dalam larutan fungisida selama lima menit kemudian olesi dengan perangsang akar dan didiamkan selama tiga hari hingga luka bekas potongan mengering. Kemudian tanam adenium dalam media dan ditempatkan pada tempat yang teduh. Umumnya setelah satu bulan akar akan tumbuh serempak.
      d. Melebatkan bunga adenium
            Melebatkan bunga adenium dapat dilakukan dengan cara memangkas cabang-cabang adenium, semakin benyak cabang maka bunga yang akan keluar juga akan banyak dan muncul dengan serempak.
            Tidak semua adenium bisa dibuat berbunga. Adenium yang akan “dipaksa” berbunga harus kondisi sehat. Adenium yang sakit tidak cukup kuat untuk meenghasilkan lebih dari satu tunas, sehingga tidak akan mungkin muncul gerombol bunga yang lebat.
      e. Membentuk cabang
                   Tahapan dalam membentuk cabang adenium adalah sebagai berikut :
1. Potong cabang yang tidak diinginkan dan sisakan cabang-cabang yang dikehendaki. Tarik cabang yang dikehendaki menggunakan kawat alumunium sesuai dengan keinginan, misalnya melengkung ke samping kiri, kanan melengkung ke atas atau bawah.
2. Lilit cabang dengan kawat alumunium membentuk cabang sesuai dengan keinginan
3. Lilitan kawat di cabang muda bisa dilepas setelah dua minggu dan di cabang yang sudah keras bisa lebih dari dua bulan.
5. Hama dan Penyakit Tanaman Adenium
      a. Hama
            1. Aphid
Aphid adalah kutu berwarna kuning yang menyerang pucuk daun muda. Daun yang terserang akan tumbuh tidak sempurna dan cenderung mengeriting. Aphid merupakan serangga yang cara penanggulangannya menggunakan insektisida.
Insektisida ini bersifat kombinasi antara contact killing dan nervous distrubing artinya, bila insektisida mengenai serangga, serangga akan langsung mati, tetapi jika serangga tidak mati kemampuan reproduksinya akan mati sehingga memutus siklus hidup serangga.
            2. nematoda
Umumnya nematoda terdapat di media tanam yang sering dipupuk menggunakan pupuk kandang. Kerusakan tanaman pada tingkat yang parah disebabkan oleh sekresi air ludah yang diinjeksikan kedalam tanaman saat nematoda menggigit atau memakan tanaman. Proses ini bisa menyebabkan kematian akar dan tunas hilang, membentuk luka, jaringan tanaman membengkak dan pecah. Nematoda dapat diatasi dengan menggunakan nematisida.
            3. Fungus Gnat
Fungus gnat merupakan hama yang bentuknya menyerupai nyamuk berwarna hitam. Sasaran hama ini adalah bunga , bunga yang terserang ditandai dengan bintik hitam di kuncupnya, dan kemudian kuncup bunga akan membusuk dan gugur. Fungus gnat adalag sejenis serangga sehingga cara mengatasinya dengan menyemprotkan insektisida.
4.      Root Mealy Bug
Hama ini menyerupai kutu rambut yang berwarna putih yang senang bersembunyi di tempat yang lembab. Tanaman yang terkena hama ini akan mengalami layu pucuk, jika media tanam dibongkar akan terlihat akar tanaman membusuk.
Meskipun disebabkan oleh serangga, karena sumber penyakitnya bersembunyi di dalam media tanah maka penanggulangannya menggunakan gabungan nematisida, insektisida dan fungisida dengan cara disiramkan ke media tanam.
5.      Mealy Bug
Kutu berwarna putih ini sering ditemukan di ketiak daun dan pucuk daun muda yang mempunyai sejenis tepung. Serangan kutu ini bisa menyebabkan pertumbuhan pucuk menjadi abnormal. Karena hama ini merupakan sejenis serangga maka cara penanggulangannya dengan menggunakan insektisida.
6.      Semut
Semut sering bersarang di dalam media tanam atau di bawah pot, sehingga bisa merusakn akar dan tunas adenium. Mencegah serangan penyakit akibat kehadiran semut dapat dilakukan secara manual, yaitu merendam sebentar pot adenium ke dalam air atau menyiramnya menggunakan obat anti semut.
7.      Spider Mite
Hama berwarna merah ini senang bersembunyi di bawah daun dan di ketiak daun. Daun yang terserang akan berwarna kusam. Hama ini tidak dapat dimusnahkan menggunakan insektisida tetapi disarankan menggunakan akasirida.
8.      Thrips
Kutu berwarna hitam ini bergerak cepat. Bagian tanaman yang diserang adalah bunga yang masih kuncup, sehingga bunga gagal mengembang dan jadi kering. Karena hama ini termasuk serangga maka penanggulangannya menggunakan insektisida.
b. Penyakit
         1.   Busuk Akar
         Penyakit ini terjadi karena penyiraman yang terlalu banyak dan sering. Bisa pula akibat musim penghujan, jadi bukan karena bakteri, jamur atau virus. Busuk akar bisa dilihat dari bonggol yang membusuk, daun menguning, batang mengerut, dan pertumbuhanterhambat.
         Penyakit ini bisa dicegah dengan cara tidak terlalu sering menyiram media tanam, menggunakan media tanam yang porous sehingga air yang berlebih bisa segera dibuang.
         2. Layu Pucuk
         Layu pucuk disebabkan jamur fusarium. Bagian yang terserang adalah pucuk daun. Pucuk daun akan berwarna hitam dan membusuk. Penyakit ini bisa ditanggulangi dengan menyemprotkan fungisida.
3.      Pomopsis
         Penyakit yang menyerang permukaan daun ini sering muncul saat musin hujan. Daun yang terserang akan berwarna kecoklatan dan akhirnya membusuk. Cara paling tepat untuk mengatasinya adalah dengan menyemprotkan fungisida ke bagian yang terserang.